Navigation Menu

Sepucuk Surat Cinta Mas Polisi Pattaya

foto diambil di Reclining budda seusai drama

Perjalanan gw kali ini berawal saat  gw bawa trip ke Singapur - Malaysia. Buat yang belum tau kerjaan gw adalah sebagai Tour leader yaitu orang yang menemani dalam perjalanan, miriplah sama kerjaan Guide. kebetulan waktu itu temen gw Ria bawa trip ke Thailand, so berhubung gw bukan tipe orang yang suka solo traveling gw susullah dia kesana biar bisa trip bareng. 

Malaysia - Thailand cuma butuh waktu 2 jam dengan menggunakan pesawat. Seperti biasa saat sudah duduk dibangku pesawat, Enggk perlu menunggu pesawat lepas landas, gw pun sudah bermimpi indah bermain air di pantai Pattaya.

Setibanya di bandara Don Mueang sudah dini hari, gw bergegas menuju Imigrasi. Sebelum pengecekan kita akan dikasih lembar perizinan untuk memasuki Thailand. Lembar itu berupa informasi berapa lama kita disana, dan informasi pribadi lainnya. Setelah pengecekan imigrasi gw keluar buat ketemu Ria. 

Malam ini kita memutuskan buat menginep di bandara karna bis menuju pusat kota bangkok sudah tidak beroprasi. selain menghemat biaya penginapan tentunya. Bandara Don Mueang enggk sebagus bandara suvarnabhumi malah lebih mirip plaza. Kita tidur bergantian biar barang kita tetap aman.

Pagi hari pun tiba kita bergegas menuju bis yang akan mengantarkan kita ke Terminal Mo Chit. Dari Bandara ke Terminal bus Mo Chit kita pakai bus A1, tapi harus teliti karna bus A1 ini ada 2 dengan tujuan yang berbeda, oh iya busnya ini mirip transjakarta. Sampai di Mo chit kita pesen tiket bus menuju Pattaya untuk harga tiket akan gw bahas di postingan yang lain ya atau kalian bisa baca postingan gw yang ini shorturl.at/rCOPS . Selama menunggu bus Pattaya kita sempatkan makan dulu karna perjalanan yang cukup jauh.

3 jam kemudian kita tiba di terminal Pattaya, untuk menuju pantai Pattaya kita masih harus menggunakan mobil umum mirip bemo. Kita diantar sampai kedepan hotel tepat di pesisir pantai Pattaya. Setelah cek in dan merapihkan tas dan barang bawaan kita menuju penyewaan motor. Pattaya lebih asik dinikmati dengan berkendara roda dua ini, karna jarak yang ditempuh lumayan jauh juga tidak ada kendaraan umum yang bisa mengantarkan kita ke lokasi-lokasi wisata. 

Hari pertama di Pattaya semua aman terkendali, kita naik kapal ke Ko Lan beach, melihat  kapal-kapal terparkir di pesisir pantai dari Phra Tamnak Mountain, foto di Pattaya view point, dan menikmati sunset dari Pattaya city sign.


Malamnya kita berjalan-jalan di Pattaya night walking street, ada banyak makanan yang dijajakan tapi harus hati-hati untuk yang muslim karna disini banyak makanan non halal. Di Pattaya juga menjadi surganya belanja oleh-oleh, banyak barang yang harganya jauh lebih murah dari harga di Bangkok. 

Setelah cape berkeliling akhirnya kita kembali ke Hotel, menikmati pemandangan malam di Pattaya sambil berenang di malam hari cukup mengasikan karna kami dapat hotel yang memiliki kolam renang di rooftop dengan harga murah pastinya hehehe.

Hari kedua di Pattaya disinilah cerita bermula sebelum akhirnya surat cinta itu kita dapat. Serperti biasa pagi-pagi kita bangun dan bersiap-siap ketempat wisata. sebelumnya kita sudah mengemas tas dan barang bawaan agar mudah saat cek out nani siang.

Wisata pertama yang kita tuju adalah Reclining Buddha dengan waktu tempuh sekitar 30 menit. Kita mampir sejenak di Pattaya floating market karna rutenya memang searah. Berhubung masih pagi jadi Pattaya floating market masih tutup jadi kita cuma foto-foto diluar aja.

Perjalanan dilanjutkan menuju Reclining Buddha, di tengah perjalanan tiba-tiba motor goyang-goyang bukan karna lagu dangdut tapi karna Bannya bocor. Kita terpaksa harus dorong motor sepanjang jalan sampe menemukan tukang tambal ban ataupun bengkel, cukup bikin panik takut enggk nemu bengkel atau tambal ban. 

Setelah berjalan cukup jauh sambil dorong motor tentunya ditemani gelak tawa kita berdua akhirnya kita nemu tambal ban tapi dia adanya di seberang jalan, walhasil kita harus nyeberang dijalan raya yang cukup ramai, dimana mobil dan motor berseliweran dengan kecepatan yang luar biasa. 

Ban motor udah diganti sama yang baru, karna kita bingung cara jelasinnya kalo ban kita bocor. kita pun melanjutkan perjalanan. Dari tempat tambel ban kita harus putar balik untuk menuju Reclining Budhha karna beda jalur dan itu jauh banget enggk mungkin juga kalo kita lawan arah.

Kesialan kita enggk berakhir disitu, saat kita melanjutkan perjalanan bensin kita udah hampir habis, akhirnya kita cari pom bensin dan kita enggk menemukan pom bensin sama sekali yang searah lokasi wisata. Pom bensi cuma ada diarah pulang kalo kita lanjutkan ke lokasi kemungkinan akan mogok dijalan karna kehabisan bensin, akhinya kita memutuskan untuk puter balik dan beli bensin. Sempet mau batalin untuk enggk ke Reclining Buddha tapi masa kita pulang lagi sedangkan udah setengah perjalanan, akhirnya kita putuskan untuk melanjutkan perjalanan. 

Tibalah kita dilokasi Reclining Buddha, menghabiskan waktu 1 jam untuk foto-foto dan berkeliling. Reclining Buddha merupakan sebuah taman terbuka dimana terdapat gambat budha yang di lukis disebuah tebing yang cukup tinggi. 

Selesai berfoto kita bersiap kembali ke Pattaya beach. Saat kita sedang asik menikmati jalanan yang cukup sepi dari kejauhan terlihat polisi berseragam yang sedang menghentikan para pengendara. pemandangan yang cukup familiar bagi kita para pengendara. Berhubung kita berdua enggk punya SIM internasional dan SIM Indonesia (Jangan dicontoh ya) kita pun masuk ke jalan kecil alhamdulilah kita sampai di Pantai Pattaya dengan selamat. 

Sebelum kembali ke hotel kita sempetin untuk belanja beberapa oleh-oleh di Pattaya night bazaar. Saat ingin kembali ke hotel begitu belok dari gang sempit kita langsung diberhentikan oleh polisi. Syok pastinya juga takut, usut punya usut ternyata kita melanggar rambu lalu lintas  yaitu lewat jalur oneway. Kita diminta SIM Internasional atau SIM Indonesia, karna kita enggk punya akhirnya mereka minta paspor kita. Paspor Ria enggak ada karna dipake buat jaminan sewa motor. 

Kunci motor dan paspor ditahan, kita diarahin menuju suatu ruangan dan dikasih surat cinta (surat tilang). Begitu masuk banyak turis asing yang juga mengantri disana dengan kasus yang sama. Ruangan ini lebih mirip Bank dari pada kantor polisi.  Kita pun menunggu giliran dipanggil dan bayar denda tilang, Fyi harga tilang lebih mahal dari harga sewa motornya jadi harus hati-hati ya. 

Denda dibayarkan kita pun diizinkan untuk mengambil kunci motor dan paspor kita kembali. Langsung kita menuju hotel, balikin motor, ambil barang dan cek out. Waktu udah menunjukan pukul 13.00 alhamdulilah kita enggak kena denda keterlambatan. 

Perjalanan pun dilanjutkan menuju pusat kota Bangkok, untuk cerita Bangkok akan gw share di postingan lain. Segitu aja cerita perjalanan gw di Pattaya jangan lupa untuk tinggalkan jejak ya setelah baca.


 

0 CHATTING:

Terbang ke Medan cuma 10.000, Masa sih ?

Pandemi berlangsung sudah cukup lama di Indonesia, imbas dari pandemi ini cukup besar dirasakan oleh para pelaku bisnis perjalanan salah satunya Air Asia. Pembatasan aktivitas yang sempat terjadi pada kurun waktu tertentu pada awal pandemi mengakibatkan kurangnya minat bepergian, terlebih persyaratan penerbangan yang mengharuskan adanya surat tes covid non reaktif. 

Untuk menarik minat masyarakat dalam melakukan penerbangan kembali Air asia membuat program unlimited pass pada November 2020. Air asia Unlimited pas ini merupakan program yang memungkinkan kita untuk terbang ke berbagai destinasi di Indonesia tanpa batas dengan persyaratan tertentu.

Awalnya gw enggk percaya sama promo ini, dan enggk ada niat untuk beli promonya. Sampai ada salah satu temen gw yang posting terkait promo ini. gw coba tanya ke dia secara detail terkait promonya, apakah promo ini benar berlaku dan dia udah pernah terbang pakai promo ini. 

Setelah mendengarkan penjelasan dia akhirnya gw yakin kalo promo ini benar adanya. Belilah gw paket unlimited pass Air asia seharga Rp.1.500.000, dengan harga segini kita udah bisa ke beberapa tempat di Indonesia  tanpa batas, cukup membayar pajak bandara saja. Tenang gak usah panik dulu karna pajak bandara gak terlalu mahal. 

Contohnya ke Medan ini gw cuma bayar 10.000 rupiah untuk Jakarta-Medan dan 10.000 lagi untuk Medan Jakarta, ini sudah termasuk bagasi 20kg, murah bangetkan. Gw juga beli tiket ke Jakarta-Padang PP seharga Rp. 191.000, Jakarta - Bali PP seharga Rp.206.000, Jakarta - Pontianak PP Rp. 185.000, Jakarta-Palembang PP Rp.111.000 dan Bali - Labuan Bajo Rp.146.000. Semua itu gw beli dengan menggunakan promo Unlimited pass dari Air Asia.



Air asia udah mewujudkan mimpi gw untuk keliling Indonesia meski gak semua daerah tapi udah menambah list daerah baru yang gw kunjungi. Terutama Labuan bajo yang merupakan destinasi impian gw. 

Bagi gw unlimited pass ini amat sangat menguntungkan karna dihitung-hitung gw bisa habis sampe puluhan juta rupiah kalo tanpa unlimited pass ini. lain halnya bagi kalian yang pekerja kantoran yang sulit mendapatkan cuti, karna promo khusus ini bisa di gunakan di waktu-waktu tertentu yang pasti bukan di waktu libur dan tanggal merah. 

Dari sini gw belajar bahwa tidak ada salahnya kita coba untuk menggunakan  promo tapi sebelum itu baca dan pelajari syarat dan ketentuannya sebelum membeli atau menggunakan promo agar tidak merasa dirugikan. 




0 CHATTING: